Rabu, 01 Februari 2012
Rahasia Dibalik Logo Coca Cola
The Coca Cola Company dan produk-produknya banyak menuai kritik oleh
berbagai sumber atas bermacam-macam alasan termasuk efek negatif
produk-produk tersebut terhadap kesehatan, lingkungan, penggunaan
pestisida dalam jumlah yang besar dalam produk-produknya, praktek
eksploitasi buruh dan masih banyak alasan lagi. Tidak sedikit dari
alasan-alasan tersebut yang membawa perusahaan tersebut menghadapi
tuntutan hukum dan menciptakan kontroversi.
Satu kontroversi lagi terdapat pada logo produk Coca Cola. Bacalah logo
tersebut dalam cermin atau terbalik, dalam tulisan Arab, apa yang anda
dapat? Sumber dari sebuah kampanye di Mesir menuduh minuman ringan
terbesar tersebut atas menyinggung Islam karena logo yang terkenal
tersebut terlihat mengatakan dalam bahasa Arab : "La Muhammad La Makkah"
atau dalam bahasia Inggris dikatakan : “No to Mohamed. No to Meccaâ€
(Tidak untuk Muhammad. Tidak untuk Mekkah).
Pejabat lokal Coca-Cola mengatakan bahwa kampanye tersebut bermula dari
internet pada Januari. Pada bulan lalu, banyak selebaran didistribusikan
di masjid-masjid dan sekolah-sekolah, mengajak para pelanggan untuk
memboikot minuman ringan tersebut atas dasar bahwa minuman tersebut
menghancurkan agama mereka.
Maulana Kalbe Jawwad, seorang kepala keagamaan Shias, mengatakan: “Hal
ini merupakan penghinaan terhadap Tuhan. Kami akan meminta Muslim di
negara ini dan seluruh dunia untuk memboikot produk tersebut sampai
perusahaan tersebut menarik kata-kata yang menyinggung tersebut.
Maulana mengatakan bahwa ia akan meminta semua praktisi Muslim untuk
menyebarkan pesan tentangn logo “yang sangat menyinggung tersebutâ€.
Menguatkan pendirian Maulana, S.R. Azmi Nadvi, sarjana Bahasa Arab dan
kepala sekolah dari Nadwa College yang terkenal di Lucknow, mengatakan
bahwa kata-kata tersebut “berlawanan dengan agama kitaâ€. “Saya
telah melihatnya (logo tersebut) dan saya yakin bahwa logo tersebut
emncemarkan yang dianggap suci,†ia menambahkan.
Ia mengatakan masalah tersebut sekarang akan dibawa kepada Dewan Hukum
Personal Muslim dan Liga Dunia Arab Islam di Mekkah.
Selama lebih dari beberapa hari, logo Coca-Cola tersebut telah menjadi
buah bibir seluruh kota. Botol-botol diperiksa dengan seksama seperti
belum pernah melihat botol tersebut sebelumnya. Tetapi sekarang
Coca-Cola, yang mengatakan bahwa “minuman tersebut dinikmati oleh
lebih dari satu milyar Muslimâ€, melawan balik. Digelisahkan oleh
kemungkinan perlawanan balik dari yang dirasa menghina, minuman tersebut
berunding dengan satu dari tokoh-tokoh keagamaan yang paling senior
Mesir, Sheikh Nasser Farid Wassel, yang menempatkan logo berumur 114
tahun tersebut sebelum sebuah panel para ahli keagamaan.
“Merek dagang tersebut tidak dirubah sejak logo tersebut didesain
sampai sekarang,†datanglah balasannya. “Logo tersebut ditulis dalam
bahasa asing dan tidak dalam bahasa Arab, dan hal ini membuktikan bahwa
merek dagang tersebut tidak melukai Islam atau umat Muslim secara
langsung ataupun tidak langsung.â€
Sheikh Nasser mendesak mereka yang berada di balik rumor tersebut untuk
“takut Tuhan†karena “tulisan tersebut mendesak Muslim untuk
menyebarkan rumor-rumor tidak adil… tanpa mempunyai sebuah bukti legal
bahwa mereka benar.†Ia menambahkan bahwa semua tanggung jawab untuk
kampanye tersebut membahayakan pekerjaan dari ribuan warga Mesir yan
bekerja pada perusahaan Coca-Cola lokal.
Coca-Cola telah melengkapi staf penjualannya dengan salinan dari putusan
sheikh untuk menunjukkan perhatiannya kepada para pelanggan.
Tetapi manajer urusan luar perusahaan tersebut, Mahmoud Hamdy,
mengatakan bahwa sejauh ini penjualan tidak terpengaruh. Ahmed Abdul
Aziz, seorang pekerja konstruksi yang minum Coca-Cola dua atau tiga
botol per hari, memegang botol minuman tersebut di depan cermin sebuah
sepeda motor yang diparkir. “benar bahwa anda dapat melihatnya,†ia
mengatakan. “Tetapi saya tidak akan menyerahkannya sekarang. Saya
telah meminumnya bertahun-tahun tanpa masalah.†Dua tahun yang lalu,
sebuah kampanye yang sama ditujukan terhadap Fanta, menuduhnya
mengatakan “No to Allah†(Tidak pada Allah). Protes tersebut
berakhir setelah beberapa minggu.
Rumor Coca-Cola bertepatan dengan sebuah kampanye yang jauh lebih serius
terhadap sebuah novel oleh penulis Syria, Haidar Haidar, menyebut Feast
dor Seaweed, dimana satu karakter menggambarkan Tuhan sebagai seorang
“artis yang gagalâ€.
Walaupun buku tersebut pertama kali diterbitkan pada 1983, sebuah harian
Islam memulai serangan proaktif bulan lalu, menuduh novel tersebut atas
penghinaan terhadap Tuhan dan menggambarkan buku tersebut sebagai
sebuah penghinaan kepada Muslim lebih buruk dari pada kekalahan Arab
oleh Israel pada 1967, sebuah hal yang memalukan bahwa hanya dapat
dihapus “oleh darahâ€.
Harian tersebut juga memberikan nama-nama dan alamat-alamat dari
pejabat-pejabat Kementrian Budaya Mesir, yang mencetak ulang buku
tersebut, dari apa yang banyak dilihat sebagai penghasutan untuk
pembunuhan. Pada 8 Mei, siswa-siswa religius melakukan kerusuhan
terhadap atas buku tersebut dalam protes terburuk selama bertahun-tahun.
Coca Cola juga merupakan salah satu produk milik Yahudi yang beberapa
waktu lalu juga mendapat pemboikotan global seputar serangan Israel di
Jalur Gaza yang menewaskan ribuan orang.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar