Sebuah Cerita
Ini merupakan sebuah cerita mengenai tukang becak. Si
tukang becak ini baru memiliki becak dan tukang becak ini berasal dari
sipiongot (dari pedalaman). Suatu hari, si tukang becak ini di pergoki oleh
seorang polisi ketika melanggar rambu yang bertanda “ Becak dilarang masuk”.
Si Tukang becak itu masuk
ke jalan yang ada
rambu gambar becak
disilang dengan garis
hitam yang berarti jalan
itu tidak boleh
dimasuki becak.
Polisi :
Apa kamu tidak melihat
gambar itu? Itu kan
gambar becak tidak boleh
masuk jalan ini.
(bentak sang polisi
dengan suara yang keras)
Tukang Beca:
Oh saya melihat pak, tapi
itu kan
gambarnya becak kosong.
Becak saya kan berisi, nih
saya yang mengemudi. (
Jawab si tukang
becak dengan suara datar)
Polisi:
Bodoh!!!! apa kamu tidak
bisa baca? Di bawah
gambar itu kan ada tulisan bahwa
becak
dilarang masuk. (Bentak
pak polisi lagi dengan suara keras)
Tukang Becak:
Iya pak, saya tidak bisa
baca, kalau saya
bisa membaca maka saya
jadi polisi seperti
bapak, bukan jadi tukang
becak seperti
ini.
Malam itu seorang laki-laki ngebut di jalan dengan
kecepatan tinggi. Tiba-tiba laki-laki tersebut ngerem mendadak di tengah jalan
untuk menghindari seorang kakek-kakek yang sedang mabuk. laki-laki itu pun
berhenti dan berkata " Dasar bodoh! kalau lagi mabuk jangan di tengah
jalan dong"
"kamu yang
bodoh" Balas kakek-kakek itu "Nabark aja gak kena padahal udah
ngebut"
Ujian Semester
Ada 4 orang mahasiswa yg kebetulan
telat ikut ujian semester karena bangun kesiangan.
Mereka lantas menyusun
strategi untuk kompak kasi alasan yg sama agar dosen mereka berbaik hati
memberi ujian susulan.
Aldo: pak, maaf kami
telat ikut ujian semester
Lias : iya pak. Kami
berempat naik angkot yg sama dan ban angkotnya meletus.
Riko: iya kami kasihan sama
supirnya. Jadinya kami bantu dia pasang ban baru.
Kalvin : oleh karena itu
kami mohon kebaikan hati bapak untuk kami mengikuti ujian susulan.
Sang dosen berpikir
sejenak dan akhrnya memperbolehkan mereka ikut ujian susulan.
Keesokan hari ujian
susulan dilaksanakan, tapi keempat mahasiswa diminta mengerjakan ujian di 4
ruangan yg berbeda. "Ah, mungkin biar tidak menyontek," pikir para
mahasiswa. Ternyata ujiannya cuma ada 2 soal. Dengan ketentuan mereka baru
dperbolehkan melihat dan mengerjakan soal kedua setelah selesai mengerjakan
soal pertama.
soal pertama sangat mudah
dengan bobot nilai 10. Keempat mahasiswa mengerjakan dengan senyum senyum.
Giliran membaca soal
kedua dengan bobot nilai 90. Keringat dingin pun mulai bercucuran.
Di soal kedua tertulis:
"kemarin, ban angkot
sebelah mana yang meletus?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar