Sabtu, 28 Januari 2012

Sebuah Cerita


Ini merupakan sebuah cerita mengenai tukang becak. Si tukang becak ini baru memiliki becak dan tukang becak ini berasal dari sipiongot (dari pedalaman). Suatu hari, si tukang becak ini di pergoki oleh seorang polisi ketika melanggar rambu yang bertanda “ Becak dilarang masuk”.
Si Tukang becak itu masuk ke jalan yang ada
rambu gambar becak disilang dengan garis
hitam yang berarti jalan itu tidak boleh
dimasuki becak.

Polisi :
Apa kamu tidak melihat gambar itu? Itu kan
gambar becak tidak boleh masuk jalan ini.
(bentak sang polisi dengan suara yang keras)

Tukang Beca:
Oh saya melihat pak, tapi itu kan
gambarnya becak kosong. Becak saya kan berisi, nih
saya yang mengemudi. ( Jawab si tukang
becak dengan suara datar)

Polisi:
Bodoh!!!! apa kamu tidak bisa baca? Di bawah
gambar itu kan ada tulisan bahwa becak
dilarang masuk. (Bentak pak polisi lagi dengan suara keras)

Tukang Becak:
Iya pak, saya tidak bisa baca, kalau saya
bisa membaca maka saya jadi polisi seperti
bapak, bukan jadi tukang becak seperti
ini.
Malam itu seorang laki-laki ngebut di jalan dengan kecepatan tinggi. Tiba-tiba laki-laki tersebut ngerem mendadak di tengah jalan untuk menghindari seorang kakek-kakek yang sedang mabuk. laki-laki itu pun berhenti dan berkata " Dasar bodoh! kalau lagi mabuk jangan di tengah jalan dong"

"kamu yang bodoh" Balas kakek-kakek itu "Nabark aja gak kena padahal udah ngebut"
Ujian Semester
Ada 4 orang mahasiswa yg kebetulan telat ikut ujian semester karena bangun kesiangan.

Mereka lantas menyusun strategi untuk kompak kasi alasan yg sama agar dosen mereka berbaik hati memberi ujian susulan.

Aldo: pak, maaf kami telat ikut ujian semester

Lias : iya pak. Kami berempat naik angkot yg sama dan ban angkotnya meletus.

Riko: iya kami kasihan sama supirnya. Jadinya kami bantu dia pasang ban baru.

Kalvin : oleh karena itu kami mohon kebaikan hati bapak untuk kami mengikuti ujian susulan.

Sang dosen berpikir sejenak dan akhrnya memperbolehkan mereka ikut ujian susulan.

Keesokan hari ujian susulan dilaksanakan, tapi keempat mahasiswa diminta mengerjakan ujian di 4 ruangan yg berbeda. "Ah, mungkin biar tidak menyontek," pikir para mahasiswa. Ternyata ujiannya cuma ada 2 soal. Dengan ketentuan mereka baru dperbolehkan melihat dan mengerjakan soal kedua setelah selesai mengerjakan soal pertama.

soal pertama sangat mudah dengan bobot nilai 10. Keempat mahasiswa mengerjakan dengan senyum senyum.

Giliran membaca soal kedua dengan bobot nilai 90. Keringat dingin pun mulai bercucuran.

Di soal kedua tertulis:

"kemarin, ban angkot sebelah mana yang meletus?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar